Pada kesempatan kali ini kita akan coba ulas usaha budidaya dengan teknik tanam pada lahan luas lainnya. Jika pada ulasan sebelumnya kita berbagi tentang teknik tanam pada lahan terbatas (#rooftopgarden) pada jenis tanaman tin dan buah naga. Kesempatan kali ini kita akan coba ulas salah satu jenis sayuran yang biasa dibudidayakan pada lahan luas, karena lebih menekankan pada aspek ekonomi dari tanaman tesebut. Yang kali ini kita akan coba ulas adalah tanaman bawang merah.
Tanaman bawang merah atau sayur bawang merah umum kita konsumsi sebagai sayuran utama atau pelengkap untuk banyak menu yang biasa kita konsumsi. Akan kita coba ulas beberapa informasi yang kita dapatkan dari berbagai sumber terkait dengan tanaman bawang merah sebagai salah satu jenis sayuran dan bagaimana cara budidaya bawang merah pada lahan luas sesuai informasi dari Kementerian Pertanian Republik Indonesia. Tentunya tanaman bawang merah ini sangat cocok di tanam di tanah Indonesia yang subur, salah satu wilayah di Jawa Barat yang merupakan sentra pertanian bawang merah adalah Kec. Cimenyan, Kab. Bandung.
Meskipun memang tiap-tiap petani memiliki teknik dan kebiasaan tersendiri dalam budidaya bawang merah. Hal ini terkait dengan pola penanaman hingga pupuk serta obat-obatan pertanian yang diaplikasikan pada tamanan bawang merah sehingga memberikan hasil yang berbeda-beda pula terhadap kualitas dan kuantitasnya.
1. Pentingya Konsumsi Sayuran Dengan Kualitas TERBAIK
Sayur adalah menu wajib yang tidak boleh dilewatkan keberadaannya dalam menu utama setiap hari. Baik itu anak-anak hingga dewasa sekalipun tentu harus mengonsumsi berbagai macam jenis sayuran dengan rasa dan warna yang berbeda. Makanan sehat juga sebagai langkah menjalankan pola hidup sehat
Hal ini dikarenakan, sayuran dikenal sebagai sumber vitamin dan mineral dimana sangat baik dikonsumsi oleh semua orang karena baik untuk kesehatan tubuh. Oleh sebab itu, beberapa pembahasan yang menjadi kandungan gizi yang terdapat di dalam berbagai jenis sayuran yang berbeda secara keseluruhan di sekitar kita yaitu:
- Sayuran Sumber Vitamin dan Mineral yang Memiliki Gizi Seimbang
Pertama, seperti yang sudah diketahui jika sayuran dikenal sebagai sumber vitamin dan mineral dimana sangat baik untuk dikonsumsi oleh semua orang karena memiliki kadar gizi yang penting dan dibutuhkan oleh tubuh kita. Bagaimana tidak, banyak sekali jenis sayuran dimana sangat mudah ditemukan dalam kehidupan sehari-hari dengan harga yang murah dan nutrisi yang seimbang sehingga mampu menunjang kesehatan tubuh agar selalu optimal dan stabil. Sayuran yang dikenal memiliki kadar mineral tinggi adalah brokoli, bayam, jagung, kentang dll dimana sebagian besar menyimpan kandungan gizi penting seperti zat besi, magnesium dan juga nutrisi lainnya. Mengkonsumsi makanan sehat sebagai langkah memulai hidup sehat
- Sayuran Sumber Vitamin dan Mineral yang Memiliki Gizi Sempurna
Kedua, selain dengan memiliki kandungan mineral tinggi rupanya banyak sekali jenis sayuran lainnya yang dikenal sebagai sumber vitamin dan mineral yang sangat baik untuk dikonsumsi oleh semua kalangan masyarakat dari berbagai usia. Hal ini dikarenakan, selain rasanya yang enak dan juga diolah untuk berbagai macam sajian maka sudah pasti bahwa kandungan gizi yang terdapat dalam setiap takarannya mampu memberi nutrisi penting untuk kesehatan tubuh anda dan diantaranya adalah mentimun, seledri, wortel, kacang merah dll dimana sebagian besar mengandung vitamin A, B, D, E dan lainnya.
2. Teknik Budidaya Bawang merah Dengan Standar Kementerian Pertanian
Bawang merah merupakan sayuran rempah yang digunakan sebagai bumbu/penyedap masakan sehari–hari dan dipergunakan sebagai obat. Budidaya bawang merah yang dilakukan petani di Indonesia umumnya belum menggunakan benih unggul bermutu dengan penerapan teknologi yang belum mengikuti sepenuhnya kaidah budidaya yang benar. Hal ini mengakibatkan usaha agribisnis bawang merah belum memberikan hasil yang optimal bagi pelakunya. Oleh sebab itu perbaikan tingkat kesuburan lahan, penerapan teknik budidaya secara benar, perbaikan penanganan pasca panen, procesing dan pemasaran perlu dilakukan agar hasil panen bawang merah mempunyai nilai tambah.
Beberapa varietas bawang merah yang sudah dilepas dan direkomendasikan sebagai varietas unggul adalah varietas Bima Brebes, Medan, Keling, Maja Cipanas, Super Philip, Kramatan 1, Keramat 2, Kuning, Tiron, Keta Monca, Batu ijo, Palasa dan Tinombo. Berikut akan coba diuraikan teknik budidaya tanaman bawang berdasarkan buku SOP Budidaya Tanaman Bawang yang dirilis oleh kementerian pertanian Republik Indonesia.
a). Pemilihan Lokasi
Memilih lokasi tanam yang sesuai dengan persyaratan tumbuh bawang merah untuk mencegah kegagalan proses produksi, serta dapat menghasilkan bawang merah sesuai dengan target yang ditetapkan. Lokasi pertanaman yang sesuai dengan persyaratan tumbuh bawang merah antara lain : Ketinggian tempat tumbuh 25 – 500 m dpl, pH tanah 5,5 – 6,5 serta berdrainase baik, Suhu berkisar 25 – 32o C, Lahan tidak ternaungi dan Tersedia sumber air
b). Penentuan Waktu Tanam
Menetapkan waktu tanam yang tepat bagi penanaman bawang merah. Menentukan waktu tanam yang tepat sehingga tanaman bawang merah dapat tumbuh baik di awal pertumbuhannya sampai saat panen dengan mempertimbangakan kesiapan lahan pada poin a.
c). Penyiapan Benih
Menyiapkan benih bermutu dari varietas unggul dan menjamin benih yang ditanam berkualitas (memiliki keseragaman, kekuatan tumbuh dan sehat). Memilih benih bermutu dari penangkar yang telah terdaftar di BPSBTPH. Pilih benih yang telah siap tanam (telah disimpan 2 s.d 3 bulan). Jika calon/tunas dalam benih sudah muncul 80% maka ujung benih tidak perlu dirompes. Jika tunas dalam benih masih sekitar 50% s.d 60% maka perlu dirompes 1/3 bagian ujungnya. Dan bersihkan benih dari kulit-kulit yang kering atau kotoran maupun penyakit/hama.
d). Penyiapan Lahan
Membersihkan lahan dari hal-hal yang dapat mengganggu pertumbuhan tanaman, agar diperoleh lahan yang siap diolah dan terbebas dari gangguan fisik (batu-batuan, dll) maupun biologis (gulma atau sisa-sisa tanaman). Bersihkan lahan dari batu-batuan, gulma, semak yang dapat mengganggu pertumbuhan tanaman dengan menggunakan cangkul. Sisa-sisa tanaman dibenamkan, batu-batuan dikumpulkan dan dibuang pada tempat tertentu yang aman di luar areal tanam.
1. Pembuatan Bedengan/Cemplongan dan Pemberian Pupuk Organik
Membuat lahan pertanaman dengan cara mengolah tanah hingga gembur dan membuat bedengan untuk lahan debu berpasir dan cemplongan untuk lahan lempung berpasir dengan bentuk yang searah (membujur). Agar diperoleh lahan pertanaman yang sesuai bagi pertumbuhan tanaman.
1). Pembuatan bedengan untuk tanah debu berpasir (wilayah Selatan)
Membajak tanah sedalam 30 cm beberapa kali sampai tanah menjadi gembur dan dipetak-petakan dengan sebelumnya diberi pupuk kandang (10 ton/ha). Bedengan dibuat dengan ukuran lebar 180 s.d 200 cm dan panjang menyesuaikan lahan. Jarak antar bedengan (got/parit dalam) adalah 50 s.d 60 cm dan kedalaman 30 cm. Dibuat got keliling dengan lebar 60 cm dan kedalaman 50 cm. Dibuat pematang lahan/galengan. Pengolahan lahan dilakukan 10 – 15 hari sebelum tanam untuk memperbaiki keadaan tata udara dan aerasi tanah serta menghilangkan gas-gas beracun dan panas hasil dekomposisi sisa-sisa tanaman.
2). Pembuatan bedengan untuk tanah lempung berpasir (wilayah Utara)
Membuat got penampung air dengan lebar 60 cm dan kedalaman 90 s.d 100 cm, tanah galian dinaikkan ditepi bedengan. Setelah 3 s.d 4 hari, sebagian tanah galian digunakan sebagai penahan air dibedengan dan sisanya diremahkan dicampur dengan pupuk kandang (10 ton/ha) sebagai media tanam. Bedengan dibuat dengan ukuran lebar 180 s.d 200 cm dan panjang menyesuaikan lahan. Jarak antar bedengan (got/ parit dalam) adalah 50 s.d 60 cm. Dibuat got keliling dengan lebar 60 cm dan kedalaman 50 cm. Dibuat pematang lahan/galengan. Pengolahan lahan dilakukan 10 s.d 15 hari sebelum tanam untuk memperbaiki keadaan tata udara dan aerasi tanah serta menghilangkan gas-gas beracun dan panas hasil dekomposisi sisa-sisa tanaman.
2. Pembuatan Lubang Tanam dan Jarak Tanam
Membuat lubang tanam dengan jarak yang sesuai untuk penanaman benih, agar diperoleh lubang tanam dengan jarak yang sesuai rencana. Buat blak, sosrok dan tali yang telah diberi tanda sesuai dengan jarak yang direncanakan. Lakukan penyiraman lahan pertanaman secukupnya dan dilanjutkan dengan pembuatan larikan dan lubang tanaman dengan sosrok dengan kedalaman ¾ umbi benih. Pedoman jarak tanam sesuai dengan tali dan blak. Jarak antar baris 15 s.d 20 cm untuk benih ukuran kecil dan 20 s.d 25 cm untuk benih ukuran besar. Jarak tanam dalam barisan 10 cm untuk benih ukuran kecil dan 15 cm untuk benih ukuran besar
e). Penanaman
Membenamkan benih (umbi bawang merah) ke dalam lubang tanam yang telah disiapkan agar tanaman tumbuh optimal. Benih dibenamkan ¾ bagiannya ke dalam lubang tanam. Setelah selesai penanaman, dilakukan penyiraman.
f). Pemupukan
Menambah unsur hara di dalam tanah untuk memperbaiki kesuburan tanah serta menyediakan unsur hara yang dapat diserap untuk pertumbuhan tanaman.
Pemupukan I (pada saat tanam) : SP 36 sebanyak 300 kg/ha, KCl sebanyak 100 kg/ha dan Urea 50 sebanyak kg/ha. Pemupukan II (15 hari setelah tanam) : Urea sebanyak 50 kg/ha, KCl sebanyak 100 kg/ha dan ZA 100 kg/ha. Pemupukan III (25 hari setelah tanam) : KCl sebanyak 100 kg/ha dan ZA 300 kg/ha.
Pupuk dicampur dan diaduk sampai rata. Pemupukan pertama dilakukan dengan menaburkan secara merata sebelum pembuatan larikan tanaman. Pemupukan kedua dilakukan dengan menaburkan secara merata. Pemupukan ke tiga dilakukan 3 hari setelah pendangiran dengan cara ditaburkan.
g). Pengairan
Mengatur pemberian air bagi pertumbuhan dan perkembangan tanaman guna memenuhi kebutuhan air bagi pertumbuhan dan perkembangan tanaman.
Untuk tanah debu berpasir pemberian air dilakukan dengan di leb/digenangi hingga rata dengan permukaan bedengan selama 15 menit dan selanjutnya air di dalam parit dibuang. Untuk tanah lempung berpasir, pemberian air dilakukan dengan penyiraman/disirat dengan ember. Untuk pertumbuhan awal (setelah tunas tumbuh merata), penyiraman dilakukan setiap hari sampai tanaman berumur 7 hari. Selanjutnya penyiraman dilakukan dua hari sekali sampai 5 hari menjelang panen.
h). Pemeliharaan Tanaman
Melakukan pemeliharaan dan memperbaiki struktur tanah serta membersihkan gulma pada lahan pertanaman, agar struktur tanah dan kebersihan lahan tetap terjaga sehingga pertumbuhan tanaman optimal.
Persiapkan peralatan yang akan dipergunakan untuk melakukan pemeliharaan yang meliputi pendangiran, pembumbunan dan penyiangan. Pendangiran tanah disekitar tanaman untuk memperbaiki/meninggikan bedengan yang sekaligus membersihkan lahan dari akar rumput yang masih tertinggal pada saat penyiangan dan dilakukan pada umur pertanaman 25 hari. Penyiangan dilakukan dengan membersihkan areal pertanaman dari gulma yang tumbuh.
i). Pengendalian Organisme Pengganggu Tanaman (OPT)
Tindakan untuk menekan serangan OPT guna mempertahankan produksi dengan sistem pengendalian hama terpadu (PHT), agar OPT terkendali dan terjaganya kelestarian lingkungan.
Lakukan pengamatan dan identifikasi terhadap OPT di lahan secara berkala. Tentukan jenis tindakan yang perlu segera dilakukan. Pengendalian OPT dilakukan bila serangan mencapai ambang pengendalian, sesuai dengan kondisi serangan OPT dan fase/stadia tanaman sesuai teknik yang dianjurkan.
j). Penentuan Saat Panen
Memantau/melihat keadaan fisik tanaman untuk menentukan saat panen yang tepat, agar diperoleh mutu dan produksi umbi yang optimal.
Lakukan pengamatan secara periodik terhadap perkembangan fisik tanaman (terutama daun) maupun dokumentasi/catatan kebun lainnya. Panen biasanya dilakukan setelah tanaman berumur 65 s.d 72 hari dengan ciri-ciri fisik 80% daun rebah menguning dan leher batang kosong, umbi tersembul kepermukaan tanah dan berwarna merah.
k). Panen
Proses pengambilan umbi bawang merah yang sudah menunjukkan ciri (sifat khusus) untuk dicabut (masak panen optima).
Persiapkan peralatan panen seperti jugil, keranjang, plastik, tali. Congkel umbi dengan hati–hati dari dalam tanah kemudian dicabut, lalu mengangkatnya sehingga umbi ke luar dari dalam tanah dan langsung dijemur dengan posisi umbi tertutup daun sehingga tidak terkena sinar matahari langsung. Apabila terjadi hujan lakukan penutupan menggunakan plastik
l) Pasca Panen
Proses pelayuan dan pengeringan umbi bawang merah untuk mengurangi kadar air, agar terjadi penurunkan kadar air pada daun dan leher umbi bawang merah.
Persiapkan alas bambu/widig untuk alas umbi pada saat pelayuan dan pengeringan. Pelayuan dilakukan dengan menjemur bawang merah dibawah sinar matahari selama 2 s.d 3 hari setelah panen atau sampai daun menjadi setengah kering. Usahakan pada saat pelayuan umbi bawang tidak terkena sinar matahari secara langsung, sehingga yang layu hanya daun dan leher umbi bawang merah. Pengeringan prosesnya hampir sama, hanya waktunya lebih lama 7 s.d 14 hari atau juga bisa dengan cara menggantung diatas para-para dan dibalik tiap 2 hari. Alat pengering digunakan bila tidak ada sinar matahari, yaitu dengan cara penghembusan udara panas bersuhu 46 C selama 16 jam dengan kelembaban 70 – 80%.
1. Pembersihan dan Sortasi
Proses menghilangkan kotoran yang menempel pada umbi dan memperoleh umbi yang berkualitas baik. Menghilangkan kotoran (seperti tanah atau akar-akar dll) yang masih menempel pada umbi dan memisahkan umbi yang baik dengan yang jelek.
Persiapkan alat dan bahan yang akan digunakan sebagai sarana pembersih dan penggedeng umbi. Ambil satu genggam daun umbi bawang merah yang menjadi satu dengan umbi. Pisahkan tiap genggaman antara umbi yang baik dengan umbi yang jelek kemudian ikat menjadi satu menggunakan tali (satu gedeng). Hentakan pelan-pelan gedengan tadi untuk merontokkan kotoran yang masih melekat pada umbi di atas alas dari anyaman bambu. Ikat dua ikatan gedengan menjadi satu agar mudah diletakkan di para-para. Letakkan umbi yang sudah dibersihkan dan diikat pada para-para yang telah dipersiapkan.
2. Penyimpanan
Proses menyimpan hasil panen sebelum dipasarkan. Untuk menunggu saat pemasaran yang tepat. Persiapkan para-para dari kayu atau bambu yang bersih untuk tempat menggantung umbi. Persiapkan tempat penyimpanan yang akan digunakan. Bawang merah yang telah dibersihkan dan disortasi serta digedeng digantung ke dalam ruang penyimpanan yang disusun secara rapi menggunakan para-para.
m). Pengemasan dan Distribusi
Proses mengemas umbi yang dilakukan dengan menggunakan bahan pengemas yang sesuai tujuan pasar, agar diperoleh bawang merah dalam kemasan yang tepat.
Persiapkan peralatan pengemasan beserta timbangan sesuai dengan tujuan pasar. Untuk pengiriman jarak dekat bawang merah dikemas menggunakan karung jala dan ditimbang dengan berat 90 s.d 100 kg dan ujung karung jala diikat menggunakan tali plastik. Untuk pengiriman jarak jauh/antar pulau bawang merah dikemas menggunakan karung jala dan ditimbang dengan berat 20 s.d 25 kg dan ujung karung jala diikat menggunakan tali plastik
Sumber :
- https://promkes.kemkes.go.id/?p=8892
- http://balitsa.litbang.pertanian.go.id› Balai Penelitian Tanaman Sayuran
- STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL BUDIDAYA BAWANG MERAH, Direktorat Budidaya Tanaman Sayuran dan Biofarmaka, Direktorat Jenderal Hortikultura, Kementrian Pertanian