Mengenal Penyakit Pada Tanaman Kentang

organisme pengganggu tanaman kentang

Pada kesempatan sebelumnya kita sudah ulas secara ringkas budidaya tanaman kentang, petunjuk teknis tata cara budidaya kentang yang baik agar diperoleh hasil yang secara ekonomi menguntungkan petani. Perlu menjadi perhatian bagi para petani bahwa selama prosesnya (penanaman s.d panen), sangat dimungkinkan bahwa tanaman kentang yang ditanam mengalami berbagai gangguan selama pertumbuhannya dan sudah seharusnya menjadi perhatian serius bagi para petani untuk dapat mengidentifikasi dan menemukan solusi agar tanaman kentang yang ditanam tetap kuat dan sehat dari berbagai macam gangguan yang didapati. Hal ini yang nantinya akan menentukan pula kualitas, kuantitas hingga harga jual yang nantinya diperoleh petani dari hasil tanaman kentang yang dibudidayakannya.

Ada baiknya kita coba telaah dan pelajari bersama hal-hal yang berkenaan dengan organisme penggangu tanaman (OPT) pada tanaman kentang, yang barangkali tidak dikenal atau sudah dikenal serta terjadi pada tamanan kentang yang sedang dibudidayakan, supaya kita dapat mengantisipasi, mencegah atau mengobati tanaman kentang dibudidayakan.

1. Hama Tanaman Kentang

A. Penggerek Umbi/ Daun (Phthorimaea operculella)

Hama ini tersebar luas di daerah beriklim hangat dan kering. Nama lain hama ini adalah ulat penggerek daun atau umbi, taromi, salisip atau potato tuber moth (PTM). Larva berwarna putih kelabu dengan kepala coklat. Pupa (kepompong) terdapat dalam kokon yang tertutup, butiran tanah berwarna kecoklatan. Di gudang, pupa menempel pada bagian luar umbi (biasanya di sekitar mata tunas) atau pada rak-rak penyimpanan kentang. Serangan pada daun adalah jaringan epidermis daun yang melipat dengan warna merah kecoklatan atau bening transparan membentuk gulungan-gulungan.Kalau lipatan ini dibuka, ada jalinan benang dan terdapat larva di dalamnya. Gulungan daun ini sering juga ditemukan pada bagian pucuk.

1). Gejala

  • Merusak atau memakan daun kentang di lapangan dan merusak umbi kentang di dalam gudang.
  • Daun yang terserang kelihatan berwarna merah tua dan tampak ada jalinan seperti benang yang membungkus ulat kecil berwarna kelabu.
  • Kadangkala daun kentang menggulung, disebabkan karena larva merusak permukaan daun sebelah atas kemudian bersembunyi di dalam gulungan daun tersebut.
  • Larva juga membuat gerekan pada tulang dan tangkai daun. Hal ini menyebabkan matinya titik tumbuh serta lemah dan rapuhnya batang.
  • Serangan pada umbi dapat dilihat dengan adanya kotoran berwarna coklat tua pada kulit umbi. Bila umbi kentang dibelah maka akan terlihat lubang-lubang atau alaur-alur yang dibuat oleh ulat sewaktu memakan umbi.

2). Pengendalian

a. Cara Kultur Teknis

Penanaman kentang dilakukan pada musim hujan. Pengairan yang sesuai untuk mencegah keretakan tanah yang memungkinkan masuknya ulat ke dalam umbi. Dan pertinggi guludan, agar umbi tidak muncul ke permukaan tanah.

b. Cara Mekanis

Memotong daun-daun yang terserang, lalu dikumpulkan dan dimusnahkan. Dan melakukan sanitasi kebun dengan memberantas gulma.

c. Cara Biologi

Memanfaatkan agen hayati seperti Bacillus thuringiensis atau Baculovirus yang terdapat dalam biopestisida, dapat digunakan untuk umbi-umbi kentang yang disimpan digudang.

d. Cara Kimiawi

Penyemprotan dengan menggunakan pestisida yang sudah diijinkan, yang paling spesifik terhadap penggerek daun/umbi.

Budidaya Kentang, Organismer Pengganggu Tanaman
Larva Penggerek Umbi Kentang

B. Lalat Penggorok Daun

Serangga dewasa berupa lalat kecil berukuran sekitar 2 mm, merusak tanaman dengan tusukan ovipositor (alat peletak telur) saat meletakkan telur dengan menusuk dan mengisap cairan daun menyebabkan gejala bintik-bintik putih. Serangan terjadi sejak fase pra pembentukan umbi (21-35 hst) dan berlanjut hingga fase tua (61 hst hingga menjelang panen). Pada serangan parah daun tampak berwarna merah kecoklatan, akibatnya seluruh pertanaman hancur.

1). Gejala

  • Bintik-bintik putih pada daun.
  • Lubang korokan membuat daun menjadi kering dan berwarna coklat.
  • Serangan terjadi pada fase pra pembentukan umbi (umur 21- 35 hst) dan berlanjut hingga fase tua (umur 61 hst- menjelang panen)

2). Pengendalian

a. Cara Kultur

Menggunakan bibit yang sehat. Menanam tanaman perangkap disekitar tanaman kentang,

ditanam 2 minggu sebelum tanam kentang ditanam (kacang merah, kenikir).

b. Cara Mekanis

Memotong daun-daun yang terserang, lalu dikumpulkan dan dimusnahkan. Pengairan yang cukup. Menggunakan perangkap kuning berpekat (40 buah/ha). Bentangkan kain kuning (lebar 0,9 m x panjang 7 m, untuk setiap lima bedengan memanjang) berpekat di atas tajuk tanaman kentang. Goyangan pada tanaman membuat lalat dewasa berterbangan dan terperangkpa pada kain kuning.

c. Cara Biologi

Menggunakan musuh alami seperti beberapa parasit tasbuhan seperti: Acecodes sp, Hemipta rsenus varicornis, Granotoma sp, dan Opius sp.

d. Cara Kimiawi

Menggunakan insektisida yang diketahui efektif yaitu Cyromizane, Apamectin, Klourfluazuoron, Dimethboat, Bensultap, dan Profenofos, atau menggunakan insektisidah Neem Azal T/S Azadirachtin 1% atau insektisida kimia seperti Trigard 75 WP, Agrimec 18 EC.

Budidaya Kentang, Organisme Pengganggu Tanaman (OPT)
Lalat Penggorok Daun Tanaman Kentang

C. Penghisap Daun

Serangga penghisap daun merupakan hama yang sangat kecil (panjang 1-2 mm), menghisap cairan sel pada permukaan bawah daun. Populasi serangga ini meningkat pada musim kemarau, serangan yang parah dapat mengakibatkan tanaman menjadi layu, kering lalu mati.

1). Gejala

  • Serangga dapat menyerang tanaman pada stadia nimfa dan dewasa merusak tanaman dengan cara menghisap isi cairan daun.
  • Daun yang diserang berwarna keperak-perakan atau kekuning-kuningan seperti perunggu pada permukaan bawah daun, karena cairan sel daun dihisap sehingga daun seperti berkerut.
  • Pada serangan berat, bagian bawah helaian daun berwarna merah tembaga mengkilat dan pucuk tanaman mengering dan kemudian mati.

2). Pengendalian

a. Cara Kultur

Melakukan pembersihan semua jenis gulma sebelum penanaman dilakukan.  Menggunakan bibit kentang sehat dan diupayakan tanaman tumbuh subur dengan pengairan yang cukup, pemupukan berimbang, penyiangan, dan pembumbunan. Penggunaan perangkap perekat warna biru atau putih sebanyak 40 buah per hektar

b. Cara Mekanis

Memotong daun-daun yang terserang, lalu dikumpulkan dan dimusnahkan.  Menggunakan mulsa plastik berwarna perak yang dipasang sebelum bibit kentang ditanam.

c. Cara Kimiawi

Ambang pengendalian serangga ini adalah 100 nimfa/ 10 tanaman. Apabila ambang pengendalian telah dicapai maka insektisida selektif dapat digunakan seperti Bacillus thuringiensis dan IGR (klorfluazuron dan teflubenzuron)

Budidaya Kentang, Organisme Pengganggu Tanaman (OPT)
Serangga Penghisap Daun Tanaman Kentang

D. Kutu Daun

Serangga ini berukuran kecil antara 0,6 – 3 mm, dan hidup berkelompok. Tubuh serangga ini berwarna hijau atau hijau pucat, kadang-kadang jingga atau kuning. Panjang antena sama dengan panjang badannya. Serangga dewasa ada yang bersayap dan tidak bersayap, serangga bersayap bertanda bercak coklat kehitaman pada punggungnya. Kutu daun tinggal pada bagian bawah daun, batang bunga, bakal bunga dan dalam lipatan daun yang keriting. Kerusakan terjadi karena nimfa dan imago mengisap cairan daun.

1). Gejala

  • Pada daun yang terserang tampak bercak-bercak, sedangkan bagian tanaman yang terserang didapati segerombolan kutu.
  • Serangan berat pada daun menyebabkan daun berkeriput, berkerut-kerut, tumbuhnya kerdil, berwarna kekuningan, daun terpuntir dan menggulung kemudian mati.

2). Pengendalian

a. Cara Kultur

Melakukan sanitasi dengan membersihkan gulma dan membakar bagian tanaman yang terserang. Menanam tanaman perangkap di sekeliling pertanaman kantang dengan menanam tanaman yang lebih tinggi dari tanaman kentang, terutama yang berwarna kuning. Menanam bawang daun secara tumpang sari satu minggu sebelum dilakukan penanaman kentang yang berfungsi sebagai penangkal serangan serangga.

b. Cara Mekanis

Memotong daun-daun yang terserang, lalu dikumpulkan dan dimusnahkan. Menggunakan baskom berwarna kuning berisi air sebanyak 40 buah per hektar atau 2 buah per 500 m2 sejak tanaman berumur 2 minggu

c. Cara Biologi

Memanfaatkan agens hayati seperti Aphidius sp dan predator kumbang macam (Coccinelidae repanda) atau patogen Enthomopthora sp.

d. Cara Kimiawi

Aplikasi insektisida dianjurkan apabila populasi kutu daun telah berada di atas ambang pengendalian yaitu 7 ekor per tanaman dengan memperhatikan kelimpahan musuh-musuhalami. Dapat disemprot menggunakan insektisida Curacron 500 EC, Decis 2,5 EC, Agrimec 10 EC, dan lain-lain.

Budidaya Kentang, Organisme Pengganggu Tanaman (OPT)
Kutu Daun Pada Tanaman Kentang

2. Penyakit Tanaman Kentang

A. Layu Bakteri

Bakteri penyebab penyakit ini berkembang dengan cepat pada suhu tinggi,

1). Gejala

  • Gejala serangan muncul sejak umur tanaman lebih dari satu bulan.
  • Layu diawali dari pucuk daun kemudian layu menyeluruh pada tanaman kentang yang terserang.
  • Berkas pembuluh pada pangkal batang berwarna coklat, dan bila ditekan keluar lendir yang berwarna abu-abu keruh.
  • Penyakit sampai ke umbi dengan gejala bercak yang berwarna coklat sampai hitam pada bagian ujung umbi.
  • Kelayuan bersifat permanen, diikuti dengan kematian tanaman.

2). Penanggulangan

a. Cara Kultur

Gunakan benih sebar bersertifikat dan berlabel. Lakukan rotasi tanam dengan tanaman yang bukan inang patogen selama minimal 3 musim. Pilih lahan dengan drainase yang baik. Lakukan sanitasi kebun dengan memberantas gulma dan pengganggu lainnya. Hindari pelukaan karena mekanis maupun nematoda pada akar dan umbi.

b. Cara Mekanis

Cabut tanaman terserang sampai ke akar-akarnya beserta tanah disekitar perakaran, dimasukkan ke dalam kantong plastik kemudian dimusnahkan.

c. Cara Biologi

Menggunakan agens hayati seperti bakteri Pseudomonas fluorescens dengan dosis aplikasi 10ml/liter air pada saat awal tanam, dan 100 ml/liter air pada saat tanaman berumur 15 hari dengan cara disemprotkan ke seluruh permukaan bedengan secara merata.

d. Cara Kimiawi

Aplikasi dengan bakterisida untuk mengendalikan penyakit layu bakteri dengan bahan aktif asam oksolinik 20% dengan dosis sesuai anjuran.

Budidaya Kentang, Organisme Pengganggu Tanaman (OPT)
Layu Bakteri Pada Tanaman Kentang

B. Busuk Daun

Penyakit busuk daun disebut juga penyakit lodoh, hawar daun, lompong hideung atau late blight. Penyebabnya adalah Phythophthora infestans yang menimbulkan bercak luka pada daun. Jamur putih di atas luka adalah konidiofor yang sporanya akan menyebar dibawa angin. Spora akan bertunas bila udara lembab dan berembun. Pada suhu 18-21°C penyakit berkembang dengan cepat, terutama dengan dukungan lingkungan yang lembab.

1). Gejala

  • Tumbuhnya gejala serangan dapat terjadi pada saat mulai tumbuh daun atau tanaman berumur 3-6 minggu dan dijumpai pada daun-daun bawah, kemudian merambat ke atas ke daun yang lebih muda. Terkadang juga menyerang pada bagian batang.
  • Pada awal serangan terdapat bercak kebasah-basahan dengan tepian yang tidak teratur pada tepi daun atau tengahnya. Bercak kemudian melebar dan terbentuklah daerah nekrotik yang berwarna coklat.
  • Serangan tingkat lanjut muncul bercak-bercak nekrotik yang berkembang ke seluruh daun tanaman dan menyebabkan tanaman mati.

2). Pengendalian

a. Cara Kultur

Hindari penanaman yang berdekatan dengan pertanaman inang terutama yang lebih tua, agar tidak terjadi penularan. Lakukan saniatsi lingkungan dari sisa tanaman yang terserang kemudian dibakar atau dimusnahkan.

b. Cara Mekanis

Pengendalian secara fisik/mekanis pada serangan awal dapat dilakukan pemetikan bagian tanaman yang terserang, dimasukkan dalam kantong plastik kemudia dimusnahkan.

c. Cara Biologi

Pengendalian secara biologi menggunakan agens hayati seperti cendawan Trichoderma atau Gliocladium dengan dosis penyemprotan 100 gram/10 liter air ditambah dengan zat pekat.

d. Cara Kimiawi

Aplikasikan pestisida (fungisida) kimiawi yang telah terdaftar dan diizinkan oleh pemerintah dengan bahan aktif: mankozeb, propinep, klorotalonil, simozanil dsb.

Budidaya Kentang, Organisme Pengganggu Tanaman (OPT)
Busuk Daun Pada Tanaman Kentang

C. Virus Daun Menggulung

Bentuk partikel virus ini seperti bola dengan ukuran sangat kecil (± 23 nm). Penyebaran dan penularannya melalui umbi yang berasal dari tanaman sakit.

1). Gejala

  • Daun menggulung ke atas di sepanjang urat daun utama yang dimulai dari ujung anak daun tangkai daun agak tegak dan helaian anak daun kaku dan regas, warna daun kekuningan atau mengalami klorosis
  • Apabila infeksi akibat terbawa benih, maka gejala pada umumnya diawali dari daun bagian bawah, sedangkan terjadinya infeksi di lapangan maka gejala yang terlihat pada bagian atasnya
  • Daun dan batang tanaman yang sakit menjadi pucat dan kurus serta batang mengecil.
  • Tanaman yang terinfeksi membentuk umbi yang kecil-kecil.

2). Pengendalian

a. Cara Kultur

Gunakan benih sebar bersertifikat dan berlabel. Tanaman yang memperlihatkan gejala serangan virus supaya tidak menjadi sumber infeksi bagi tanaman lain dianjurkan untuk segera dicabut. Apabila virus menyerang pada waktu tanaman muda (30 hari) kurang dari 10% dan populasi kutu daun rendah, maka tanaman sakit sebaiknya dicabut dan dimusnahkan. Sanitasi kebun dilakukan dengan memusnahkan gulma yang mungkin menjadi inang virus. Pemanfaatan musuh alami seperti kumbang Coccinella.

b. Cara Kimiawi

Gunakan insektisida sistemik dengan tujuan menekan populasi vektor virus kentang sehingga penyebaran virus yang terjadi antar tanaman atau yang dari luar dapat dicegah atau dikurangi. Beberapa insektisida sistemik yang dianjurkan berbahan aktif triazofos, asefat.

Budidaya Kentang, Organisme Pengganggu Tanaman (OPT)
Virus Menggulung Daun Pada Tanaman Kentang

D. Virus Mozaik

Penyakit ini ditularkan oleh sejumlah vektor terutama M.Persicae dan Aphis gossypii. Penyakit ini dilaporkan menular secara kontak langsung.

1). Gejala

  • Daun terlihat belang-belang (mozaik), bagian tepi daun bergelombang, permukaan daun berkerut, pertumbuhan tanaman kerdil.
  • Umbi yang dihasilkan berukuran kecil-kecil.

2). Penanggulangan

a. Cara Kultur

Gunakan benih sebar, bersertifikat dan berlabel. Tanaman yang memperlihatkan gejala serangan virus supaya tidak menjadi sumber infeksi bagi tanaman lain dianjurkan untuk segera dicabut. Apabila virus menyerang pada waktu tanaman muda (30 hari) kurang dari 10% dan populasi kutu daun rendah, maka tanaman sakit sebaiknya dicabut dan dimusnahkan. Sanitasi kebun dilakukan dengan memusnahkan gulma yang mungkin menjadi inang virus. Pemanfaatan musuh alami seperti kumbang Coccinella.

b. Cara Kimiawi

Gunakan insektisida sistemik dengan tujuan menekan populasi vektor virus kentang, sehingga penyebaran virus yang terjadi antar tanaman atau yang dari luar dapat dicegah atau dikurangi. Beberapa insektisida sistemik yang dianjurkan berbahan aktif triazofos, asetat.

Budidaya Kentang, Organisme Pengganggu Tanaman (OPT)
Virus Mozaik Pada Tanaman Kentang

E. Nematoda Sista Kentang (NSK)

Nematoda ini mudah dikenal dari bentuk nematoda betina yang hampir bulat (0,5-1,0 mm) berwarna kuning keemasan atau agak putih (Gambar 32). Warnanya secara berangsur-angsur berubah menjadi coklat dan menjadi sista. Nematoda jantan berbentuk cacing seperti pada umumnya nematoda lain. Kalau nematoda betina mati, di dalam sista yang dilindungi oleh lapisan kutikula terkandung 200-500 telur. Pertambahan populasi cukup cepat sekitar 12-35 kali lipat. Jika nematoda ini berkembang dalam tanah akan sulit sekali mengeradikasinya. Pada waktu terakhir ini nematoda sista kuning sudah menyebar di daerah kentang di P. Jawa (Jawa Timur, Tengah dan Barat).

1). Gejala

  • Kerusakan, baru tampak nyata setelah lahan yang terinfeksi NSK ditanami berkali-kali.
  • Perakaran rusak dan tidak berfungsi secara normal dalam menyerap air dan hara. Pertumbuhan tanaman terganggu, klorosis dan cederung layu hingga akhirnya tanaman mati.
  • Serangan pada akar tidak spesifik tapi akan terlihat sisa-sisa berwarna kuning, krim atau keputih-putihan menempel pada perakaran.
  • Pada serangan berat, tamanan gagal membentuk umbi sehingga menurunkan produksi kentang secara nyata.

2). Penanggulangan

a. Cara Kultur

Gunakan benih sebar, bersertifikat dan berlabel. Lahan pertanaman yang bebas dari NSK. Sanitasi kebun, dengan cara mencangkul lahan sedalam 30 cm juga dilakukan penyiangan gulma sebersih mungkin terutama dari famili Solanacceae. Melakukan rotasi tanaman dengan menanam jenis tanaman yang tahan atau bukan inang NSK.

b. Cara Biologi

Gunakan agens hayati seperti beberapa cendawan yang mampu memparasit telur dan induk nematode seperti Verticilium chalamydosporium, Clydocarpon destructants, Acremanium strictum. Menggunakan 40 gram/tanaman biakan jamur Verticilium lecanii. Menggunakan dosis 40 gram per tanaman biakan murni Arthrobotrys. Menggunakan tepung kulit udang 6 gram per tanaman.

c. Cara Kimiawi

Aplikasi penggunaan menatisida yang efektif dan aman lingkungan dan murah. Beberapa nematisida yang efektif tetapi tidak menimbulkan fitotoksik yang berbahan aktif karbofuran, kadosafos.

Budidaya Kentang, Organisme Pengganggu Tanaman (OPT)
Nematoda Pada Tanaman Kentang

Sumber :

http://balitsa.litbang.pertanian.go.id› Balai Penelitian Tanaman Sayuran

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *